Selasa, 20 Mei 2014

PERKAWINAN ADAT di PARIAMAN




1.             Rapek salingkuang Bandua
Pada proses ini, anggota keluarga perempuan rapat  dipimpin oleh mamak rumah. Rapat ini membicarakan tentang anak siapa yang akan dipinang, kemenakan siapa yang akan dipinang.
2.            Manduduakan mamak
Dihadiri oleh mamak adat , mamak pusako dan pemuda. Dilayangkan pandangan jauah, ditukiakkan pandangan dakek, diputuskan siapa saja yang akan dipinang, karena dalam hal ini ditetapkan beberapa calon.
3.            Pengutusan anggota rapat
Salah satu atau beberapa anggota rapat tadi pergi untuk menanyakan perihal pinangan kepada calon pertama, jika gagal, maka ditemui calon kedua, begitu seterusnya.
4.            Penentuan hari pinangan
Penentuan “hari dakek”, apa yang akan dibawa, berapa uang hilang dan uang jemputannya, serta tata cara penjemputan calon marapulai
5.            Kedatangan keluarga perempuan
Setelah hari pinangan ditetapkan, pihak keluarga perempuan pergi ke rumah pihak laki-laki dengan membawa “kampia siriah” lengkap dengan isinya.
Di tahap ini sudah diputuskan berapa uang hilang dan uang jemputannya, biasanya uang hilang tidak dibunyikan.
6.            Rancangan pelaksanaan perkawinan’
Keluarga kedua belah pihak merancang pelaksanaan perkawinan bersama-sama. Setelah itu, utusan dari keluarga perempuan mengatasnamakan mamak dari keluarga perempuan datang ke rumah pihak laki-laki , biasanya dipimpin oleh kapalo anak mudo menjemput marapulai dengan “kampia siriah” , saat itu marapulai sudah berpakaian adat, kalau tidak sesuai perjanjian, maka perkawinan dapat dibatalkan.Setelah menjemput marapulai uang hilang diberikan.Setelah itu, dilangsungkanlah pernikahan
7.            Pihak keluarga perempuan manjalang ke rumah keluarga laki-laki pada malam harinya dengan membawa juadah
8.            Sebagian dari pendapatan pesta perkawinan diberikan kepada pihak perempuan, senagian lagi tinggal di keluarga pihak laki-laki.
9.            Sewaktu malam gotongroyong diberikan uang jemputan kepada pihak perempuan ditambah uang paragiahan , maupun tambahan berupa emas dan pakaian.
10.          1-2 hari setelahperhelatan, anak daro dan keluarga datang menjemput famili laki laki dengan membawa juadah , nasi dan lauknya. Keluarga laki-laki pun sudah siap  untuk memamti tamu , termasuk paragiahannya nama prosesi ini ialah “manduo kali/ manikam jajak”
11.          Setelah itu, biasanya pengantin baru pihak perempuan selalu mengantarkan makanan ke keluarga laki-laki.
12.          Saat bulan ramadhan keluarga laki-laki mengantarkan bahan bahan untuk kue hari raya / uangnya, termasuk  juga disini kembali uang paragiahan.
13.          Ketika hari   lebaran, pihak laki laki mengantarkan daging ke rumah perempuan, lengkap dengan memberi paragiahan kembali
14.          Setelah lahir anak, keluarga laki- laki menengok anak itu dan diberi emas serta uang paragiahan.




                                                                                                         

Sabtu, 17 Mei 2014

Cerita Iseng Part II



Hujrati

            Hujrati  itu artinya kamarku. Nah ini nih sarangnya pengalaman yang ga terlupakan. Setelah proses administrasi sebagai murid baru selesai, kita lanjut ke asrama terus ngambil kamar. Jadi waktu itu  ngambil kamarnya engga boleh milih sendiri, tetapi pake nyabut lot. Bismillah, aku ngambil kertas .Semoga dapet kamar yang gede dan bagus nih. Tiiing, kertaspun  di buka. Taraaa. Aku dapat kamar ummu kalsum. Wuih, ini kamar yang mana ya?perasaan pas liat liat asrama kemaren ga ada yang namanya kamar ummu kalsum. Hmm. Semoga aja bagus, pikirku.

Cerita Iseng



Assalamualaikum, haai semua. Ini adalah cerita buat lucu-lucuan, jadi kalau bahasanya rada alay atau gimanaa gitu, dimaklumin aja ya.
Cerita ini dulu rencananya mau dibikin jadi sebuah novel, dan ternyata gak kelar-kelar sampai sekarang, jadi diposting disini deh. Kisah ini terinspirasi pengalaman aku saat masih jadi seorang santriwati beberapa tahun silam. Enjoy !  :)


PROLOG

Pesantren?Hm.. menarik deh. Pasti orang-orang disana pada alim n baik semua. Gimana yah rasanya mengenyam pendidikan di pesantren? Itulah pertanyaan yang menggelayuti benakku kala itu. Ya, aku , beberapa saat setelah lulus SD.Seorang anak  ingusan yang pengeen banget masuk pesantren. Akhirnya dikabulin deh sama ortu buat ngewujudin keinginan itu.

Jumat, 16 Mei 2014

Bad



Dalam bisu ku tergugu
Tak tahu kemana kaki kan melangkah
Tak mampu tangan tuk meraih
Asa berselimut awan hitam
Rengkuhan tangan diterjang angin
Hilang..
Langitku kelam
Secercah cahaya tak kunjung ku gapai
Sentuhanku menjadi debu
Tiada  arti..
Oh Tuhan, berikan jalanMu

Resensi




Judul                      :  Girl’s  Talk (All about Girl)
Penulis                    :  Ristiana Yani Puspita
Penerbit                 :  NOTEBOOK
Tahun terbit           :  2014
Jumlah Halaman      :  296 halaman
Resensator             :  Dian Pertiwi Alty



Saat pertama kali melihat cover nya, kita akan langsung paham bahwa buku ini memang khusus untuk cewek. Judul  “Girl’s talk (All About Girls) memang tepat disematkan kepada buku ini. Pengarang membahas berbagai tetek bengek wanita, mulai dari kesehatan, cara meraih prestasi, merawat diri dari rambut sampai mata kaki, keuangan, dan cinta. Pokoknya komplit. Bahasa yang digunakan pun santai , sehingga tidak monoton dan membosankan untuk dibaca.

Rabu, 07 Mei 2014

Embun Yang Hilang

          
Semilir angin  mengelus pipiku. Kupandangi siluet matahari senja yang mulai pulang ke peraduan. Hamparan danau  didepan mata  membawaku pada kenangan masa  lalu. Ya, kenangan sepuluh tahun silam.  Kala itu aku dan adikku serta seorang temannya berlibur mengisi liburan semester ke Maninjau ini. Desa nan asri, desa kelahiran ibuku.
            “Nek, kami bermain dulu ya ” seruku pada nenek yang tengah memasak di dapur.
            “ iya nak, jangan pulang kemalaman ya “.